Renamon - Digimon Moshi Moshi: Pengertian Dari Otaku
THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 19 Oktober 2011

Pengertian Dari Otaku

adalah istilah
bahasa Jepang yang digunakan
untuk menyebut orang yang
betul-betul menekuni hobi atau
kata ganti orang kedua yang
... paling sopan dalam bahasa
Jepang baku, setara dengan kata
"Anda" dalam bahasa Indonesia.
Sejak paruh kedua dekade 1990-
an, istilah Otaku mulai dikenal di
luar Jepang untuk menyebut
penggemar berat subkultur asal
Jepang seperti anime dan manga,
bahkan ada orang yang
menyebut dirinya sebagai Otaku.
Etimologi
Istilah otaku kemungkinan besar
berasal dari percakapan antar
penggemar anime yang selalu
menyapa lawan bicara dengan
sebutan Otaku (お宅 Anda?) yang
merupakan bentuk paling sopan
untuk kata ganti orang kedua
dalam bahasa Jepang. Pada
perkembangan selanjutnya, istilah
otaku ditulis dengan aksara
katakana otaku (オタク?) atau
wotaku (ヲタク?) untuk
membedakan istilah slang
dengan kata ganti orang kedua
dalam bahasa Jepang baku.
Sejarah
Distrik Akihabara tempat otaku
berkumpul
Di awal dekade 1980-an sudah
ada istilah slang bernada
sumbang byōki (ビョーキ
"sakit"?) yang ditujukan kepada
penggemar berat lolicon, manga
dan dōjin manga. Istilah byōki
sudah sering muncul dalam
dōjinshi sampai ke anime dengan
peran utama anak perempuan
seperti Minky Momo.
Istilah otaku pertama kali
diperkenalkan oleh kolumnis
Nakamori Akio dalam artikel
“Otaku”no Kenkyū (おたくの研究
Penelitian tentang Otaku?)[1]
yang dimuat majalah Manga
Burikko. Dalam artikel yang
dimuat bersambung dari bulan
Juni hingga Desember 1983,
istilah otaku digunakan untuk
menyebut penggemar berat
subkultur seperti anime dan
manga.
Pada waktu itu, masyarakat
umum sama sekali belum
mengenal istilah otaku. Media
massa yang pertama kali
menggunakan istilah otaku
adalah radio Nippon
Broadcasting System yang
mengangkat segmen Otakuzoku
no jittai (おたく族の実態 situasi
kalangan otaku?) pada acara
radio Young Paradise. Istilah
Otakuzoku (secara harafiah: suku
Otaku) digunakan untuk
menyebut kalangan otaku,
mengikuti sebutan yang sudah
ada untuk kelompok anak muda
yang memakai akhiran kata
"zoku," seperti Bōsōzoku dan
Takenokozoku.
Pada perkembangan selanjutnya,
sebutan otaku digunakan untuk
pria lajang yang mempunyai hobi
anime, manga, idol, permainan
video, dan komputer pribadi
tanpa mengenal batasan umur.
Istilah otaku juga banyak dipakai
untuk menyebut wanita lajang
atau wanita sudah menikah yang
membentuk kelompok sedikit
bersifat "cult" berdasarkan
persamaan hobi. Kalangan yang
berusia 50 tahun ke atas yang
merupakan penggemar berat
high culture atau terus mengejar
prestasi di bidang akademis
jarang sekali dan hampir tidak
pernah disebut otaku.
Istilah "otaku" dalam arti sempit
awalnya hanya digunakan di
antara orang-orang yang
memiliki hobi sejenis yang
membentuk kalangan terbatas
seperti penerbitan Dōjinshi.
Belakangan ini, istilah otaku
dalam arti luas sering dapat
mempunyai konotasi negatif atau
positif bergantung pada situasi
dan orang yang
menggunakannya. Istilah otaku
secara negatif digunakan untuk
penggemar fanatik suatu
subkultur yang letak bagusnya
tidak bisa dimengerti masyarakat
umum, atau orang yang kurang
mampu berkomunikasi dan
sering tidak mau bergaul dengan
orang lain. Otaku secara positif
digunakan untuk menyebut
orang yang sangat mendalami
suatu bidang hingga mendetil,
dibarengi tingkat pengetahuan
yang sangat tinggi hingga
mencapai tingkat pakar dalam
bidang tersebut.
Sebelum istilah otaku menjadi
populer di Jepang, sudah ada
orang yang disebut "mania"
karena hanya menekuni sesuatu
dan tidak mempunyai minat pada
kehidupan sehari-hari yang biasa
dilakukan orang. Di Jepang, istilah
otaku sering digunakan di luar
konteks penggemar berat anime
atau manga untuk menggantikan
istilah mania, sehingga ada istilah
Game-otaku, Gundam-otaku
(otaku mengenai robot Gundam),
Gunji-otaku (otaku bidang militer)
, Pasokon-otaku (otaku
komputer), Tetsudō-otaku (otaku
kereta api alias Tecchan), Morning
Musume-otaku (otaku Morning
Musume alias Mō-ota), Jani-ota
(otaku penyanyi keren yang
tergabung dalam Johnny &
Associates).
Secara derogatif, istilah otaku
banyak digunakan orang sebagai
sebutan bagi "laki-laki dengan
kebiasaan aneh dan tidak
dimengerti masyarakat umum,"
tanpa memandang orang
tersebut menekuni suatu hobi
atau tidak. Anak perempuan di
Jepang sering menggunakan
istilah otaku untuk anak laki-laki
yang tidak populer di kalangan
anak perempuan, tapi sebaliknya
istilah ini tidak pernah digunakan
untuk perempuan. Berhubung
istilah otaku sering digunakan
dalam konteks yang
menyinggung perasaan,
penggunaan istilah otaku sering
dikritik sebagai praduga atau
perlakuan diskriminasi terhadap
seseorang.
Otaku juga identik dengan
sebutan Akiba Kei yang
digunakan untuk laki-laki yang
berselera buruk dalam soal
berpakaian. Sebutan Akiba Kei
berasal dari gaya berpakaian laki-
laki yang lebih suka
mengeluarkan uang untuk
keperluan hobi di distrik
Akihabara, Tokyo daripada
membeli baju yang sedang tren.
Sebutan lain yang kurang umum
untuk Akiba-Kei adalah A-Boy
atau A-Kei, mengikuti istilah B-Boy
(B-Kei atau B-Kaji) yang sudah
lebih dulu ada untuk orang yang
meniru penampilan penyanyi hip-
hop berkulit hitam.
Generasi otaku di Jepang
Otaku generasi pertama
(kelahiran paruh pertama
tahun 1960-an)
Otaku generasi pertama
dibesarkan sebagai
penggemar fiksi sains di saat
masyarakat umum masih
mengganggap anime sebagai
konsumsi anak-anak. Gekiga
yang dimaksudkan sebagai
bacaan orang dewasa lalu
mulai dikenal secara luas.
Otaku generasi pertama juga
mulai ikut-ikutan membaca
Gekiga. Di Jepang, generasi
kelahiran tahun 1960-an
disebut generasi Shinjinrui
(Generation X) yang sewaktu
kecil takjub dengan monster
yang bisa berubah bentuk dan
menyenangi Tokusatsu.
Otaku generasi II (kelahiran
sekitar tahun 1970-an)
Di masa kecil membaca Space
Battleship Yamato, Mobile Suit
Gundam yang nantinya
menjadi bekal penting untuk
menjadi otaku. Masyarakat
Jepang mulai menerima
kehadiran otaku. Sebagian
otaku generasi II tidak bisa
membedakan antara dunia
fiksi sains dengan alam nyata,
misalnya Gundam-otaku (Gun-
ota). Permainan video dekade
1980-an juga menjadi
kegemaran otaku generasi II.
Pada saat yang sama,
masyarakat mulai menaruh
praduga terhadap otaku akibat
kasus pembunuhan heboh
dengan pelaku seorang otaku.
Di kalangan anak sebaya, otaku
mulai mendapat perlakuan
diskriminasi.
Otaku generasi III (kelahiran
sekitar tahun 1980-an)
Di masa kecil membaca Neon
Genesis Evangelion, otaku
generasi III sekarang menjadi
inti gerakan Sekai Kei. Anak-
anak dari otaku generasi I
mulai menjadi otaku sehingga
citra negatif otaku semakin
berkurang dan otaku hanya
dianggap sebagai salah satu
hobi. Di kalangan otaku
generasi III, kecenderungan
Moé sudah menjadi istilah yang
disepakati bersama, sekaligus
sebagai prinsip dan tujuan.
Otaku generasi III makin
tenggelam di dalam dunia yang
digambarkan manga, dan
bahkan sampai menyenangi
high culture yang ada di
dalamnya.

0 komentar: